JENIS, PENYEBAB DAN CARA MENCEGAH PENYAKIT KUNING




Tentunya masyarakat Indonesia pada umumnya sudah tidak asing lagi dengan istilah penyakit kuning, penyakit kuning itu sendiri yaitu suatu kondisi yang ditandai dengan menguningnya kulit, sklera atau bagian putih dari mata, serta membran mukosa hidung dan mulut akibat penumpukan bilirubin di dalam darah dan jaringan-jaringan tubuh lainnya. Tanda atau gejala lainnya dapat berupa urine yang berwarna gelap (keruh) dan tinja yang berwarna pucat. Bilirubin terbentuk pada saat hemoglobin terurai akibat proses pembaruan sel darah merah yang sudah tua atau telah rusak. Sesudah bilirubin terbentuk, zat ini kemudian masuk ke pembuluh darah untuk selanjutnya dibawa ke hati. Di dalam organ ini, bilirubin kemudian bercampur dengan empedu. Bilirubin yang telah bercampur dengan empedu ini lalu dipindahkan ke saluran pencernaan melalui saluran empedu sebelum akhirnya dibuang ke luar tubuh beserta tinja dan urine. Apabila proses tersebut mengalami gangguan serta bilirubin terlambat masuk ke hati atau saluran empedu, maka zat ini akan bertumpuk di dalam darah serta mengendap di kulit sehingga nampaklah gejala penyakit kuning.
Berdasarkan letak terjadinya gangguan tersebut, penyakit kuning dibagi menjadi 3 tiga jenis. Pertama yaitu penyakit kuning pre-hepatic, kedua penyakit kuning intra-hepatic, yang terakhir penyakit kuning post-hepatic. Penyakit kuning sendiri terjadi ketika pembuangan zat bilirubin yang merupakan hasil dari penguraian sel darah merah mengalami gangguan sehingga bertumpuk di dalam darah serta jaringan tubuh.
JENIS-JENIS PENYAKIT KUNING
Penyakit kuning sendiri dibagi menjadi 3 jenis, diantaranya :
·         Penyakit kuning intra-hepatic, terjadi saat hati mengalami kerusakan sehingga kemampuan organ tersebut dalam memproses bilirubin menjadi terganggu. Kerusakan organ ini dapat disebabkan oleh sirosis dan hepatitis. Jenis penyakit kuning yang ini kebanyakan diidap oleh orang-orang yang telah menginjak usia paruh baya.
·         Penyakit kuning post-hepatic, jenis yang terakhir ini terjadi akibat adanya gangguan di dalam saluran empedu sehingga bilirubin tidak sepenuhnya terbuang ke dalam saluran pencernaan. Hal ini dapat disebabkan oleh tumor, pankreatitis, atau batu empedu. Dan jenis penyakit kuning yang terakhir ini kebanyakan diidap oleh orang-orang yang telah menginjak usia paruh baya sama seperti intra-hepatic.
·         Penyakit kuning pre-hepatic, terjadi saat sel darah merah mengurai terlalu cepat sebelum waktunya sehingga kadar bilirubin meningkat pesat. Hal ini dapat diakibatkan oleh penyakit malaria, anemia sel sabit, atau anemia hemolitik. Dan jenis penyakit kuning yang ini dapat diidap oleh semua usia.
BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB
Penyakit ini akan terjadi apabila pembuangan zat bilirubin yang dihasilkan dari penguaraian sel darah merah yang mengalami gangguan sehingga bertumpuk di jaringan tubuh dan di dalam darah kita. Berdasarkan letak terjadinya gangguan tersebut, penyakit kuning terbagi menjadi tiga jenis. Yang pertama yaitu penyakit kuning intra-hepatic. Gangguan ini terletak di dalam hati manusia dan organ tersebut mengalami kerusakan sehingga tidak dapat memproses bilirubin. Beberapa faktor yang membuat hati rusak meliputi :
-          Hepatitis A, B, serta C
-          Penggunaan obat terlarang yaitu ekstasi
-          Obesitas
-          Overdosis paracetamol
-          Sindrom Dubin-johnson
-          Paparan phenol (bahan baku untuk membuat plastic) atau carbon tetrachloride (bahan baku membuat kulkas.
-          Konsumsi minuman keras secara berlebihan
-          Sirosis
-          Leptospirosis
-          Kanker hati
-          Demam kelenjar
Yang kedua yaitu penyakit kuning post-hepatic, gangguan pada keadaan seperti ini terletak di dalam saluran empedu. Dan gangguan ini dapat berupa inflamasi, penyumbatan, atau bahkan kerusakan jaringan. Apabila saluran empedu terganggu, maka proses pemindahan bilirubin ke dalam saluran pencernaan tidak akan berjalan dengan baik. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan saluran empedu antara lain :
-          Infeksi parasit
-          Kanker, pancreas
-          Kolangitis sklerotikprimer atau disebut juga kelainan autoimun yang menyebabkan pembengkakan saluran empedu yang berada di dalam jaringan hati
-          Kanker kandung empedu
-          Pankreatitis
-          Batu empedu
-          Cholangitis
-          Kanker saluran empedu
Yang ketiga yaitu penyakit kuning pre-hapatic, gangguan pada keadaan ini terletak pada sel darah merah yang mengalami penguraian terlalu cepat dan mengakibatkan kadar bilirubin meningkat pesat. Tingginya kada bilirubin di dalam aliran darah nengakibatkan organ hati kewalahan melakukan metabolisme sehingga muncullah gejala penyakit kuning tersebut. Beberapa kondisi yang dapat mengakibatkan sel darah merah terurai terlalu cepat antara lain yaitu:
-          Sferositosis turunan
-          Malaria
-          Anemia sel sabit
-          Defisiensi enzim glukosa-6-fosfat dehydrogenase
-          Anemia hemolitik
-          Talasemia
-          Sindrom Crigler-Najjar
CARA MENCEGAH PENYAKIT KUNING
Cara-cara mencegah penyakit kuning tidak semuanya dapat diuraikan secara spesifik mengingat banyak sekali factor penyebabnya. Akan tetapi beberapa kiat-kiat yang mungkin dapat dilakukan untuk mencegahnya yaitu :
v  Membatasi konsumsi minuman beralkohol sebab zat ini dapat menyebabkn sirois serta pankreatitis.
v  Menghindari paparan zat kimia yang bisa menyebabkan kerusakan pada hati.
v  Menjaga kadar kolesterol dalam tubuh supaya tetap dalam batas normal
v  Tidak mengkonsumsi obat secara sembarangan agar terhindar dari kerusakan hati.
v  Tidak merokok.
v  Melakukan vaksinasi hepatitis A dan B.
v  Membawa obat-obatan pereda malaria apabila ingin melakukan perjalanan ke daerah yang rawan kondisi tersebut.
v  Menghindari penggunaan jarum suntik secara sembarangan.
v  Selalu mengkonsumsi makanan atau minuman yang bersih agar terhindar dari hepatitis A.
v  Menjaga berat badan tetap pada batasan yang sehat.
v  Selalu menggunakan kondom pada saat berhubungan seksual agar tidak tertular hepatitis B, terutama hepatitis C yang belum ada vaksinnya.


Sekian artikel ini saya buat dengan segala referensinya semoga bermanfaat.

Post a Comment

0 Comments