PENYEBAB, GEJALA, DAN PENANGANAN SINDROM METABOLIK


Sindrom metabolik yaitu serangkaian kondisi dimana pengidap mengalami peningkatan gula darah, lemak di area pinggang, kolesterol, serta tekanan darah tinggi yang terjadi secara bersamaan sehingga meningkatkan resiko terkena penyakit diabetes, stroke, dan jantung. Faktor resiko yang membuat sindrom metabolik yaitu kadar gula darah yang tinggi, tekanan darah tinggi, kelebihan lemak perut, dan kadar kolesterol yang melebihi normal, hal ini yang meningkatkan potensi seseorang untuk mendapatkan masalah kesehatan. Sindrom metabolik itu meliputi diabetes dan penyakit jantung serta pembuluh darah. Secara spesifik, sindrom metabolik bisa mengakibatkan penebalan arteri atau arteriosklerosis. Ini terjadi saat kolesterol, lemak, dan zat lain menempel di sisi dalam pembuluh darah arteri. Dan hal ini mengakibatkan arteri menjadi tersumbat dan gumpalan darah terbentuk pada saat arteri rusak. Apabila gumpalan darah terbentuk, maka aliran darah ke jaringan jantung menjadi berkurang, suplai oksigen menjadi berkurang sehingga mengakibatkan infark atau nyeri dada. Pada saat gumpalan darah sudah cukup besar aliran darah benar-benar terhambat dan mengakibatkan stroke atau serangan jantung.

Penyebab dan faktor resiko sindrom metabolik
Penyebab yang paling utama sindrom metabolik yaitu pola hidup yang kurang aktif serta obesitas atau kelebihan berat badan. Kondisi ini juga berhubungan dengan kecenderungan munculnya resistensi insulin pada beberapa orang.
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya sindrom metabolik, faktornya di antaranya di bawah ini :
-          Usia, resiko terjadinya sindrom metabolik akan meningkat seiring bertambahnya usia.
-          Komplikasi diabetes, apabila pernah mengalami diabetes gestasional (diabetes pada kehamilan) atau riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2, resiko seseorang untuk terkena sindrom metabolik juga akan menigkat.
-          Penyakit lain, contohnya sindrom ovarium polikistik.

Gejala-gejala
Walaupun sebagian besar sindrom metabolik tidak menunjukkan gejala spesifik, ada sejumlah tanda klinis yang patut diwaspadai. Di antaranya yaitu :
·         Kadar trigliserida yang tinggi di dalam darah, yaitu 150 mg/dL atau lebih.
·         Rentan mengalami peradangan, seperti iritasi dan pembengkakan.
·         Lingkar pinggang yang melebihi batas normal, yaitu di atas 90 cm untuk laki-laki dan 80 cm untuk perempuan.
·         Kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia), yaitu 100 mg/dL ke atas.
·         Peningkatan resiko penggumpalan darah, contohnya DVT atau deep vein thrombosis.
·         Tekanan darah yang senantiasa berkisar di 140/90 mmHg atau lebih.
·         Kadar HDL atau kolesterol baik yang rendah, yaitu kurang dari 50 mg/dL untuk perempuan dan  40 mg/dL untuk laki-laki.
Pemeriksaan ke dokter sebaiknya dilakukan apabila seseorang mempunyai beberapa tanda klinis tersebut di atas guna memperoleh penanganan.

Diagnosis sindrom metabolik
Sindrom metabolik sangat jarang menyebabkan gejala-gejala yang mengganggu. Dan satu-satunya indikasi fisik yang bisa terlihat yaitu ukuran lingkar pinggang yang melebihi batas normal. Dalam mendiagnosis sindrom ini, dibutuhkan serangkaian pemeriksaan yang umumnya meliputi pengukuran berat badan, tekanan darah, dan pemeriksaan darah untuk mendeteksi kadar gula darah sekaligus kolesterol.

Pencegahan serta penanganan sindrom metabolik
Terdapat beberapa upaya atau langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah sekaligus menangani sindrom metabolik. Upaya atau langkah tersebut di antaranya :
1.      Menurunkan berat badan hingga batas ideal.
2.      Menerapkan pola makan yang sehat serta seimbang.
3.      Berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol dan berhenti merokok.
4.      Rutin berolahraga.
Jika kondisi pengidap belum mengalami perubahan walaupun sudah memperbaiki pola hidup dengan upaya atau langkah tersebut di atas, dokter umumnya akan memberikan obat-obatan untuk mengendalikan kolesterol, tekanan darah, dan kadar gula.


Sekian artikel ini saya buat apabila ada kekurangannya saya mohon maaf.

Post a Comment

0 Comments