PENYEBAB, GEJALA, KOMPLIKASI, DAN CARA MENCEGAH SIFILIS (RAJA SINGA)


Raja singa atau disebut juga dengan sifilis yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum. Penyakit sifilis merupakan salah satu infeksi menular seksual (IMS). Pada umumnya infeksi ini menyebar melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Selain melalui hubungan seksual, bakteri penyebab sifilis juga dapat menyebar melalui pajanan cairan tubuh pengidapnya, misalnya melalui darah. Umumnya , kontak langsung terjadi melalui hubungan seksual. hubungan seksual ini dapat berbentuk seks anal, oral atau vaginal. Selain itu, berbagi jarum juga dapat menularkan infeksi sifilis, baik pada penyuka seni merajah tubuh misalnya menindik atau mentato, atau pengguna jenis narkoba suntik. Penularan penyakit ini juga dapat terjadi dari seorang perempuan hamil kepada bayi yang dikandungnya. Hal ini dikenal dengan sufulus kongenital. Kematian bayi di dalam kandungan dapat terjadi karena infeksi ini. Bakteri penyebab penyakit ini tidak dapat bertahan lama di luar tubuh manusia, penularannya bisa dengan beberapa cara di bawah ini diantaranya :
-          Berbagi peralatan makan yang sama dengan penderita sifilis.
-          Berbagi kolam renang yang sama.
-          Memakai toilet yang sama.
-          Berbagi pakaian yang sama.
Beberapa jenis infeksi sifilis, diantaranya :
·         Sifilis primer.
·         Sifilis sekunder.
·         Sifilis laten,
·         Sifilis tersier.
·         Sifilis kongenital.
Komplikasi akibat sifilis
Penyakit ini dapat menimbulkan sejumlah komplikasi apabila dibiarkan tanpa penanganan. Sifilis juga dapat meningkatkan resiko kemunculan beberapa penyakit yang meliputi :
Ø  Infeksi orang-orang yang mengidap sifilis serta sering berganti-ganti pasangan mempunyai resiko terinfeksi HIV 2 kali lipat dari orang orang biasa.
Ø  Gangguan kehamilan serta janin. Wanita hamil yang mengidap sifilis dapat menularkannya kepada bayi yang di kandungannya.
Ø  Benjolan kecil atau guma. Kondisi ini dapat muncul pada tulang, hati, dan kulit atau organ yang lain.
Ø  Gangguan saraf seperti meningitis, impotensi, gangguan penglihatan, gangguan kandung kemih, stroke, dan kehilangan pendengaran.
Ø  Gangguan jantung seperti aneurisma, kerusakan katup jantung, pembengkakan aorta, dan gangguan pembuluh darah.
Gejala-gejala
Pengidap sifilis dapat dengan mudah menularkan penyakit ini sebab diantara mereka yang Cuma mengalami gejala-gejala ringan sehingga tidak sadar bahwa mereka telah terinfeksi. Gejala penyakit ini berkembang sesuai dengan tahapan sifilis yang diidap.
Gejala sifilis primer, pada umumnya gejala sifilis primer adalah munculnya tukak atau luka. Lika ini muncul sepuluh sampai sembilan puluh hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh. Luka ini seringkali tidak dihiraukan oleh pengidap penyakit ini karena tidak menyebabkan rasa sakit. Luka ini berkembang pada bagian yubuh dimana bakteri pertama kali masuk, seperti pada vagina, sekitar dubur, atau penis. Luka ini juga dapat muncul di mulut atau bibir, jari, dan amandel. Pemulihan luka memakan waktu sekitar 3 hingga 6 minggu. Pada sebagian besar pengidap sifilis, luka yang muncul hanya 1, akan tetapi ada juga yang mengalami lebih dari 1 luka. Di samping itu, sifilis primer juga dapat ditandai dengan pembengkakan kelenjar di bagian ketiak, pangkal paha, atau leher. Sifilis akan beralih ke tahap kedua apabila tidak ditangani sejak dini.
Gejala sifilis sekunder, beberapa minggu setelah luka menghilang, gejala sifilis sekunder akan muncul. ruam dapat muncul di bagian tubuh mana saja, terutama pada kaki serta telapak tangan. Gejala yang lain yaitu kutil pada kelamin. Khusus pada perempaun, kutil dapat muncul di sekitar vagina. Sedangkan kemunculan kutil di sekitar dubur dapat dialami perempuan dan laki-laki. Gejala yang mirip seperti flu juga dapat muncul. pengidap akan mengalami sakit kepala, demam, rasa lelah, dan nyeri pada persendian. Selain itu krontokan rambut serta penurunan berat tubuh dapat terjadi. Kelenjar limfa juga mengalami pembengkakan. Dan gejala-gejala ini akan berlangsung selama beberapa minggu, dan dapat muncul serta menghilang secara berulang kali selama beberapa bulan ke dapan.apabila sifilis sekunder tidak ditangani secara tepat, infeksi akan berlanjut ke tahap berikutnya.
Gejala sifilis laten, pada tahap ini bakteri akan tetap ada, namun sifilis tidak menimbulkan gejala apapun. Selama dua belas bulan pertama tahapan sifilis laten, infeksi masih dapat ditularkan. Setelah 2 tahun, infeksi masih ada di dalam tubuh, namun tidak dapat ditularkan kepada orang lain lagi. Tahapan ini dapat berlangsung bertahun-tahun. Apabila tidak ditangani secara benar, sifilis tahap ini dapat berubah menjadi sifilis tersier yaitu tahap sifilis yang paling berbahaya.
Gejala sifilis tersier, sekitar 30% pengidap sifilis yang tidak diobati akan mengalami tahapan tersier. Gejala sifilis tersier dimulai beberapa tahun setelah infeksi pertama menulari badan. Bagian badan dimana bakteri sifilis pertama masuk mempengaruhi gejala yang dialami. Pada tahap ini, sifilis dapat sangat berbahaya dan bahkan mengakibatkan kematian. Sifilis tersier dapat berdampak pada jantung, otak, pembuluh darah, tulang, mata, sendi-sendi, dan hati. Akibatnya, pengidap dapat mengalami penyakit jantung, stroke, atau kebutaan akibat infeksi menular seksual ini.
Gejala sifilis kongenital, perempuan yang sedang hamil dan mengidap sifilis dapat menularkan infeksi pada janinnya. Resiko ini dapat dikurangi apabila perempuan tersebut diobati sebelum kehamilan mencapai 4 bulan. Apabila tidak diobati, komplikasi di bawah ini dapat terjadi, diantaranya :
-          Kelahiran mati atau bayi mati dalam kandungan.
-          Keguguran.
-          Bayi lahir dengan sifilis.
-          Kematian bayi tidak lama setelah dilahirkan.
-          Bayi lahir prematur.
Bayi yang lahir dengan kongenital sifilis dalam keadaan hidup biasanya tidak mempunyai gejala apapun. Namun ada kemungkinan munculnya ruam pada telapak kaki dan telapak tangan. Gejala-gejala yang mungkin berkembang pada anak yang lahir dengan sifilis yaitu :
-          Tuli.
-          Deformasi gigi.
-          Pertumbuhan tulang yang tidak normal.
-          Masalah pendengaran.
-          Batang hidung yang rata.
Berkonsultasilah kepada dokter apabila anda mengidap sifilis dan sedang dalam keadaan mengandung.
Cara mencegah sifilis
·         Jangan berhubungan seks secara anala, oral, atau vagina dengan siapa saja hingga pengobatan sifilis selesai dilakukan. Ini karena anda akan beresiko terinfeksi lagi apabila berhubungan dengan orang yang mempunyai banyak pasangan seksual atau justru anda dapat menularkan infeksi ke orang lain.
·         setia dengan pasangan anda merupakan cara paling ampuh untuk mencegah infeksi sifilis. Pemakaian kondom dapat dilakukan sebagai langkah pengamanan alternatif dalam upaya mengurangi resiko penularan penyakit ini, terutama di kalangan pekerja seks. Walaupun begitu, alat kontrasepsi ini terbatas dalam mencegah penularannya. Penyakit ini masih dapat menularkan lewat seks oral. Hal semacam ini terjadi saat mulut bersentuhan langsung dengan luka pada organ intim seksual yang telah terinfeksi. Sangat penting untuk memakai kondom ketika melakukan hubungan seks anal, oral, dan vaginal. Gunakan dental dam saat melakukan seks oral. Dental dam adalah selembar kain dari lateks. Alat ini memiliki fungsi sebagai penghalang antara mulut dan organ intim sehingga penularan infeksi seksual dapat dicegah.
·         Sifilis juga dapat menular tanpa harus melalui hubungan seks. Apabila anda penggemar seni merajah tubuh seperti tato atau tindik atau pengguna narkoba suntik, jangan pernah berbagi jarum suntik dengan orang lain. Anda disarankan untuk selalu menggunakan jarum yang sudah disterilkan terlebih dahulu.
·         Sangat penting untuk ibu hamil terutama yang mempunyai riwayat terjangkit sifilis sebelumnya untuk melakukan tes darah guna mendeteksi sifilis. Tes ini biasanya dilakukan pada saat usia kehamilan berada di antara 3 hingga 5 bulan dan akan diulang secara berkala jika hasilnya positif.

Sekian artikel ini saya buat apabila ada kekurangan saya mohon maaf.

Post a Comment

0 Comments